SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) Pencegahan Cacingan pada Balita
SATUAN
ACARA PENYULUHAN ( SAP )
Topik : Promosi Kesehatan Untuk Bayi/Balita
Pokok Bahaan : Pencegahan Cacingan pada Balita
Sasaran : Ibu-ibu
yang memiliki anak bayi/balita
Tempat : Puskesmas
Remaja
Hari/tanggal : Rabu,
21 Oktober 2009
Waktu : 60
menit
Pelaksana :
A.
Tujuan
Instruksional Umum ( TIU )
Setelah melaksanakan
penyuluhan, ibu mengetahui dan memahami pentingnya pencegahan cacingan untuk anak-anak mereka.
B.
Tujuan
Instruksional Khusus ( TIK )
1. Ibu mengetahui gambaran umum mengenai cacingan
2. Ibu mengetahui gejala yang muncul jika anak mereka mengalami
cacingan dan mengatahui cara pencegahannya.
C.
Analisa
Situasi
1. Yang mendapat penyuluhan adalah ibu-ibu
yang memiliki anak bayi/balita.
·
Ibu-
ibu siap mengikuti penyuluhan kesehatan tentang Pencegahan Cacingan pada
Balita.
·
Ibu-ibu
antusias mengikuti penyuluhan, terbukti dengan adanya beberapa pertanyaan yang
diajukan seputar materi penyuluhan yang telah disampaikan.
2.
Penyuluh adalah mahasiswa Poltekkes Prodi Kebidanan Tingkat II
· Mahasiswa menguasai materi yang
disampaikan
·
Mahasiswa
mampu membuat suasana menarik saat penyuluhan
berlangsung.
D.
Materi
1. Gambaran umum mengenai cacingan.
2. Klasifikasi cacing parasit yang hidup pada
tubuh manusia yang dapat membuat anak cacingan.
3. Gejala yang mucul pada anak yang cacingan
dan cara pencegahannya.
E.
Metode
Ceramah dan
tanya jawab
Mahasiswa menjelaskan mengenai Pencegahan Cacingan pada Balita, setelah itu ibu-ibu bisa mengajukan pertanyaan tentang materi penyuluhan
yang baru disampaikan.
F.
Media
1. LeafLet
2. Laptop
3. LCD
4. Mikrophone
G.
Kegiatan
Penyuluhan
No
|
Tahap
|
Waktu
|
Kegiatan Penyuluh
|
Kegiatan ibu
|
Media & Alat
|
1.
|
Pembukaan
|
5 menit
|
·
Mengucapkan
salam
·
Menyampaikan
tujuan penyuluhan & topik yang akan disampaikan.
|
·
Menjawab
salam
·
Mendengarkan
& memperhatikan
|
·
Laptop
·
LCD
·
Microphone
|
2
|
Penyampaian topik
|
45 menit
|
·
Menjelaskan
gambaran umum mengenai cacingan
·
Menjelaskan
gejala yang timbul pada
anak yang cacingan dan cara pencegahannya.
·
Memberi
kesempatan kepada ibu-ibu untuk mengajukan pertanyaan.
·
Penyuluh
menjawab pertanyaan yang telah diajukan.
|
·
Mendengarkan
& memperhatikan
·
Mendengarkan
& memperhatikan
·
Merespon(sambil
mengacungkan tangan ) & mengajukan pertanyaan.
·
Mendengarkan,
memberi masukan/sanggahan/ tanggapan
|
·
Laptop
·
LCD
·
Microphone
·
Leaflet
|
3.
|
Penutup
|
10 menit
|
·
Menyampaikan
intisari/rangkuman dari topik yang telah disampaikan.
·
Menutup
dengan mengucapkan salam & terima kasih.
|
·
Mendengar
& menperhatikan.
·
Merespon
sambil menjawab salam.
|
·
Laptop
·
LCD
·
Microphone
|
DASAR TEORI
PENCEGAHAN CACINGAN PADA BALITA
A.
Gambaran Umum Mengenai Cacingan
Cacingan, salah satu penyakit tergolong tinggi kejadiannya di
Indonesia. Penyebabnya hewan parasit berukuran mikro yang mengambil makanan
dari usus yang berisi banyak sari makanan. Cacing masuk ke tubuh dalam fase larva
merupakan penyakit endemis dan kronis yang bisa meningkat tajam pada waktu
musim hujan dan banjir. Larva cacing biasanya menyebar ke berbagai tempat
untuk menginvasi tubuh manusia. Kedengarannya memang
menyeramkan, tapi sebenarnya kecacingan tidak mematikan.
Gangguan yang ditimbulkan lebih kepada penurunan kesehatan tubuh.
Anak yang menderita cacingan kondisi gizinya akan menurun, sehingga kondisi
kesehatannya tidak sebaik anak normal. Bila masih dalam taraf ringan, biasanya
gejala kecacingan tidak tampak. Yang terlihat hanya keterhambatan pertumbuhan
fisik karena gizi yang masuk selalu diisap lebih dulu oleh parasitnya. Bila
kondisi ini didiamkan, sangat mungkin cacing akan berkembang biak dengan cepat.
Cacing biasanya
berkembang lebih cepat pada daerah-daerah dimana kebersihan masih diabaikan.
Terutama bila seseorang buang air besar sembarangan tidak pada jamban. Sehingga
telur cacing pada kotoran manusia masuk ke dalam mulut orang lain.
Cacing
memasuki tubuh melalui dua jalan yakni, pertama lewat mulut, yaitu ketika anak makan makanan yang tidak higienis, seperti
tidak dicuci bersih atau dimasak dan banyak dihinggapi lalat yang membawa larva
cacing. Larva tersebut selanjutnya akan masuk ke saluran pencernaan. Di sana,
larva pecah dan berkembang biak. Biasanya, sasaran cacing adalah tempat yang
banyak menyimpan sari-sari makanan, seperti usus. Kedua, cacing masuk lewat pori-pori. Bila anak tidak memakai alas
kaki saat berjalan di tanah dan bersentuhan dengan larva cacing, sangat mungkin
larva itu masuk ke dalam tubuhnya lewat pori-pori. Selanjutnya, larva akan
masuk ke pembuluh darah dan sampai di tempat yang memungkinkannya berkembang
biak: bisa di usus, paru-paru, hati, atau di bagian tubuh lain.
B.
Klasifikasi Cacing Parasit yang Hidup pada Tubuh Manusia
Setiap jenis cacing memiliki ciri khas. Ada yang senang di dalam
usus besar, di usus halus, maupun di usus buntu. Bentuknya pun ada yang besar
dan kecil. Klasifikasi cacing yang
biasa menggerogoti tubuh manusia ini menjadi 4
jenis:
1) Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)
· Warna : Merah muda atau putih
· Besarnya : 20 - 30 cm
· Hidup di : Usus kecil
· Cara Penularannya:
- Telur cacing masuk melalui mulut
- Menetas di usus kecil menjadi larva
- Larva dibawa oleh aliran darah ke paru-paru melalui ha
- Bila larva ini sampai ke tenggorokan dan tertelan, mereka masuk ke dalam usus kecil dan menjadi dewasa di sana. Cacing gelang dapat mengisap 0,14 gr karbohidrat setiap hari.
2) Cacing Cambuk (Tricuris Trichiura)
· Warna : Merah muda atau abu-abu
· Besarnya : 3 - 5 cm
· Hidup di : Usus besar
· Cara Penularannya:
- Telur cacing tertelan bersama dengan air atau makanan
- Menetas di usus kecil dan tinggal di usus besar
- Telur cacing keluar melalui kotoran dan jika telur ini tertelan, terulanglah siklus ini.
3) Cacing Tambang (Ancylostomiasis)
· Warna : Merah
· Besarnya : 8 - 13 mm
· Hidup di : Usus kecil
· Cara Penularannya:
- Larva menembus kulit kaki
- Melalui saluran darah larva dibawa ke paru-paru yang menyebabkan batuk
- Larva yang ditelan menjadi dewasa pada usus kecil dimana mereka
menancapkan dirinya untuk mengisap darah.
Cacing tambang merupakan infeksi cacing yang paling merugikan kesehatan anak-anak. Infeksi cacing tambang dapat menyebabkan anemia (kurang darah). Cacing tambang dapat mengisap darah 10 - 12 mililiter setiap hari.
4) Cacing Kremi (Enterobius Vermicularis)
· Warna : Putih
· Besarnya : 1 cm
· Hidup di : Usus besar
· Cara Penularannya:
- Cacing betina bertelur pada malam hari di anus
- Anus menjadi gatal, garukan pada anus membawa telur cacing ini menyebar. Melalui kontak dengan tempat tidur, bantal, sprei, pakaian, telur cacing keremi dibawa ke tempat lain.
- Jika telur-telur ini termakan, terunglah siklus ini.
Cacing keremi mudah sekali menular dan jika seorang terkena, seluruh keluarga perlu diobati. Pada saat pengobatan, sprei, sarung bantal dan pakaian yang
dipakai perlu dicuci.
C.
Gejala Cacingan
Parasit adalah tumbuhan atau binatang yang hidup pada tubuh, dimana mereka merampas makanan yang kita perlukan. Ayng tentunya dapat menghambat pertumbuhan bagi anak-anak. Parasit yang sering dijumpai ialah: cacing gelang, cacing cambuk, cacing tambang dan cacing keremi. Penelitian DepartemenKesehatan RI menunjukkan lebih dari 80% penduduk Indonesia cacingan. Gejala-gejala cacingan antara lain:
1. Perut buncit
2. Gatal-gatal sekitar anus
3. Muntah ada cacing
4. Cacing dalam feses
5. Anemia atau kurang darah
6. Penyumbatan usus
Anak yang cacingan biasanya kondisi gizi mulai menurun
sehingga kesehatan mereka terganggu. Bila dibiarkan terlihat kulit anak pucat,
tubuh makin kurus serta perut membuncit karena kekurangan protein. Pada kondisi
sangat berat, cacingan bisa menimbulkan peradangan pada paru yang ditandai
dengan batuk dan sesak, sumbatan di usus, gangguan hati, kaki gajah dan
perforasi usus. Pada keadaan ini obat cacing tak lagi membantu secara optimal.
Seorang anak yang terkena cacingan akan mengalami kurang gizi, anemia,
terjadi gangguan di saluran pencernaan, mengalami penurunan daya tahan tubuh,
penurunan kemampuan belajar pada anak, dan penurunan nafsu makan.
D.
Langkah Pencegahan
Tak sulit
mencegah kecacingan pada anak. Inilah langkah-langkah yang dapat diterapkan pada balita :
1. Mandikan anak
setiap hari. Gunakan air bersih yang bebas dari larva cacing. Kalau perlu,
gunakan sabun yang bisa membasmi larva cacing.
2. Jangan biarkan
kuku anak memanjang. Guntinglah kuku anak secara teratur. Kuku bisa menjadi
tempat mengendap kotoran yang mengandung telur atau larva cacing.
3. Biasakan anak
untuk cuci tangan dengan sabun. Lakukan setiap kali setelah anak memegang
benda-benda kotor atau sebelum makan.
4. Biasakan anak
untuk selalu menggunakan sandal atau sepatu bila keluar rumah, terutama bila
berjalan di tanah. Tanah, terutama yang lembab, merupakan tempat favorit cacing
untuk berkembang biak.
5. Bila ingin makan
sayuran mentah (lalapan) atau buah-buahan, cucilah dengan air bersih yang
mengalir. Bila perlu gunakan sabun yang bisa digunakan untuk mencuci sayuran
dan buah-buahan agar bersih dari hama.
6. Gunakan air yang sudah dimasak
untuk minum dan menyikat gigi.
7. Beri anak
pengertian agar tidak memasukkan jarinya ke dalam mulut. Terangkan kepadanya
akibat yang bisa terjadi.
8. Lakukan toilet
training pada waktunya dan ajarkan cara menjaga kebersihan saat BAB dan
BAK.
9. Pelihara kebersihan
lingkungan, baik di dalam maupun halaman rumah.
Pengobatan 6 bulan sekali sangat dianjurkan apalagi bagi anak-anak atau paling sedikit setahun sekali. Dokter Anda akan memberikan obat yang cocok untuk kebutuhan balita Anda. Selain itu teratur menjalani test feses di lab. Hasil lab. membantu dokter memberi obat cacing yang tepat sesuai jenis cacingnya, jadi anak tidak hanya 'bebas' cacing 'temporary', tapi bisa kebal dengan cacing (plus jaga kebersihan diri dan lingkungan).
Komentar
Posting Komentar